February 2, 2011

Dialog Bumi dan Bulan [Tentang Rindu]

Bumi: tahukah? rinduku tiada berbatas, pun tiada terikat waktu. rinduku selalu di hati bahkan saat kau-aku ada bersisian; jiwaku tetap merindui jiwamu.

Bulan: kerinduan yang kupunya membuatku sakaw mencandu bayangmu yang kadang menjauh.

Bumi: tidak pernah menjauh hanya gelap yang semakin memekat.

Bulan: bukankah setitik yang memercik mengusung bayangmu di rengkuhku? gelap kita masih sarat cahaya.

Bumi: pun aku luruh dalam gelapmu.

Bulan: rebahlah, luluh lantak kueja rasa dengan terbata.

Bumi: biarkan aku lelap dipangkuanmu sayang, sejenak saja hanya sejenak. lelah melapuh belulangku.

Bulan: kenapa sejenak jika betah berlama lama? madahkan lelah, sekecup asa menitik di keningmu.

Bumi: sejenak saja sayang, hidupku terlalu singkat untuk habis dalam leha. telah kuabdikan waktu untukmu dalam gerak dan diamku. duhai.. selembut bibirmu yang merekah dalam sekecupan rasa di keningku, hatiku melayang.

Bulan: taukah? andai katakata bersayap, bahkan kau tlah menerbangkan hasratku dengan aksaramu sampai pada batasbatas senyap ruang yang kan kau dan aku singgahi.

Bumi: katakan padaku sayang, dengan apa ingin kau habiskan malam bila telah singgah aku kamu di ruang senyap itu sedang kita berhadap-hadapan wajah lalu baku pegang tangan di bawah temaram lampu-lampu yang meremang.

Bulan: diam. katakata terkunci, nurani memeluk naluri... *hanya mata, hati, dan letupletup api. terbakar jiwa oleh sunyi gemuruh nafas kita sendiri.*

Bumi: hening. mendedah sukma dalam senyap. remuk redam hasrat yang merambat... *kala mata, hati beradu dan api rindu menyala. jiwaku jiwamu menyatu dalam satu nafas yang kian menderu.*

Bulan: bertjinta dengan katamu menyenangkan : rasaku tertawan di pepucuk malam.

Bumi: mengecap peluh di sekujur aksaramu mendamaikan : girahku menggantang dedaun resah di reranting malam.

***

Anggorowati 'Ayie' Wulyansari : Bulan
El Gabriel Al Ghifari                   : Bumi

No comments:

Post a Comment