dua mata indah rupawan
binar ceria sungguh menawan
rela daki gunung yang terjal
demi kekasih nafas tersenggal
kerja keras banting tulang
habis badan kulit dan tulang
pulang ke rumah istri ceriwis
jauh bahagia tinggal pesimis
pijak jejak di pundak kanan
yang di kiri untuk cadangan
baju celana habis terjual
ganti profesi jadi pembual
tukar hari tahun berselang
masa muda habis terbuang
demi kekasih aku menangis
di sudut senyum aku meringis
Tolitoli, Januari 2010
No comments:
Post a Comment