January 29, 2010

di sudut senyum aku menangis (yang setia yang terluka)

dua mata indah rupawan
binar ceria sungguh menawan
rela daki gunung yang terjal
demi kekasih nafas tersenggal

kerja keras banting tulang
habis badan kulit dan tulang
pulang ke rumah istri ceriwis
jauh bahagia tinggal pesimis

pijak jejak di pundak kanan
yang di kiri untuk cadangan
baju celana habis terjual
ganti profesi jadi pembual

tukar hari tahun berselang
masa muda habis terbuang
demi kekasih aku menangis
di sudut senyum aku meringis

Tolitoli, Januari 2010

No comments:

Post a Comment