Rekah waktu merepih masa yang berganti, serupa dedaun yang tumbuh di pepucuk akasia; kaulah sayang, rerindu yang mengakar di hati, yang batangnya kokoh menjulang rindang, bawa sejuk bawa damai.. Ah, hadirmu adalah rekah bait cinta yang melingkupi helai demi helai lapisan jiwa, selapis demi selapis..
Tahukah? aku merindumu di sebalik malam saat bintang merah bersemu, di pelataran duha kala mentari malu merona pun ketika hari melabuh wusta di pelataran langit; rindu biru sebiru berbatuan safire yang kini melingkar di jari manisku. Aih.. biru gelap menghitam, ingatkan aku pada samudera; bahkan mentari tak kuasa menyelaminya.
Telah mahfum langit dan bumi saat tengadah dan rebahku, menjadi satu dalam semesta rindu yang kubangun dengan pepuing rasa tentangmu hingga utuh mengutuh, lalu menyublim menjadi batu dalam getar aneh yang menggerus dinding keangkuhan diri; aku, rubuh pun meremah di dekapmu..
Tahukah? kutulis kisah ini saat gemuruh di dada memanggil namamu sebisa-bisa..
Schatzi, kusebut kau: kekasih.
@sabdabumi
Tahukah? aku merindumu di sebalik malam saat bintang merah bersemu, di pelataran duha kala mentari malu merona pun ketika hari melabuh wusta di pelataran langit; rindu biru sebiru berbatuan safire yang kini melingkar di jari manisku. Aih.. biru gelap menghitam, ingatkan aku pada samudera; bahkan mentari tak kuasa menyelaminya.
Telah mahfum langit dan bumi saat tengadah dan rebahku, menjadi satu dalam semesta rindu yang kubangun dengan pepuing rasa tentangmu hingga utuh mengutuh, lalu menyublim menjadi batu dalam getar aneh yang menggerus dinding keangkuhan diri; aku, rubuh pun meremah di dekapmu..
Tahukah? kutulis kisah ini saat gemuruh di dada memanggil namamu sebisa-bisa..
Schatzi, kusebut kau: kekasih.
@sabdabumi
No comments:
Post a Comment