March 4, 2011

Maaf, Kau Terlambat [Telah Padam Rinduku]

: gadis manis dari Bali

DULU pernah ada rindu. Rindu yang selalu membara nyala, terangi ruang pengap keterpisahan. Mengisi hampa hati hingga ke sumsum tulang darah. Rerindu yang lama tak kau tengok lagi. Teronggok berdebu di sudut hati yang berjelaga.

Aku terpaksa meringkuk sekian lama. Berjuang sendiri menyeret langkah serupa tubuh tanpa diri. Lalu rindu merasuki empedu. Pecah berserak cemar darah di nadi. Sendi-sendi belulang lunglai layuh kernanya.

Kau tahu, aku tidak pernah mau berlama-lama dalam kubang biru yang tak pasti. Sementara kau lena dalam pelukan malam. Menari-nari di atas rerindu yang kuberi. Pun kau tahu, rasa tidak pernah menjadi penjara bagiku. Atas nama cinta sekalipun. Hati yang kupinjamkan kemarin kini 'tlah kuambil kembali dan 'tlah pula kuberikan kepada yang lain.

Sekarang kau datang. Serahkan hatimu  yang memerah. Aku tahu jemarimu tulus  terulur. Aku paham niatmu hendak berdamai. Tawarkan punggung panggil bangkit rinduku. Lirih kau mengucap cinta di sela tangis isak pilu. Sesal yang kau rasa sungguh mengharu. Menangis kita bersama. Membiru kita berdua.

Tahukah? Tak pernah kuizinkan benci meraja di hatiku. Bahkan masih ada simpati yang bergelayut di relung sukma. Tapi belulang rinduku terlanjur kucacah tinggal puing. Sepotong asa tempatmu bertahta kemarin, kini telah mengembun lalu hilang disengat mentari. Rinduku padam sebelum sempat kau nyalakan lagi.

Maaf, kau terlambat.


@sabdabumi

No comments:

Post a Comment