KEKASIHKU, begitu tinggi kau untuk dapat kugapai. Langit tempatmu berdiam sedang bumi menahan tubuhku di sini. Ramai orang meminta sepasang sayap agar dapat menujumu namun akhirnya mereka kelelahan pun berpaling darimu. Olehnya sayang, berikan aku cintamu maka jiwaku akan membumbung tinggi sekejap sampai padamu. Pun ramai orang berkata bahwa diri ini hanyalah serupa debu di hadapmu. Maka ajari aku mengenali diri lalu berikan aku cinta hingga dengan cintamu aku mencintaimu.
Aku tahu sayang, sejatinya cinta tidak mendatangi namun ia ada di dalam diri sejak garis nasib dituliskan. Serupa dawai harpa di kisi jiwa; dialah akar kesesuaian pesona jiwa yang akan berdenting sejak kali pertama menemu nada yang bernyanyi, sekali kali bukan dari pergaulan dan bujuk rayu dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun bahkan milenia.
Tahukah kau sayang, mereka menyebut lintasan rasa dengan nama cinta; distorsi nafsu ingin memiliki; silau pada kemolekan raga pun silau pada kepribadian yang menyenangkan. Bahkan kau mengajariku; cinta tidak seperti itu.
Kau pun telah berkata; jika ingin mengenali cinta tataplah kekasih lalu periksa penglihatanmu adakah di sana kau melihat Dia Sang Maha Cinta berdiam. Namun jika pandangmu terhenti hanya pada pesona raga maka yakinlah itu bukan cinta dan rasa itu dapat dengan mudah kau singkirkan kerna itu bukan fitrahmu.
Lalu kutahu, padahal cinta selalu mengajak untuk kembali; maka bila cinta memanggil ikutilah dia walau memang jalannya terjal dan berliku. Jadikan makhluq yang dicintai sebagai taman cinta padaNya. Lihatlah jauh hingga ke dalam pandang, jangan terhenti pada indah retina dan kelopak mata. Kerna cinta akan selalu membara jika saja hati mempersilahkan Tuhan menempati ruang di antara dua jiwa.
@genta sangaji
No comments:
Post a Comment