hujan...
jatuh satusatu
di atas rumput
dan batubatu.
pada teduh aku berlindung
dari dingin yang menyusup
ke sumsum tulang darah
ah, aku...
: beku!
cepatlah kau kemari
reguk habis sisa hangat
dari tubuh
dari jiwa
duduk di sini,
di dekatku.
bukan di situ,
lebih dekat lagi
biar rapat
tak berjarak
dengar bisikku
tentang sejumput rasa,
lama tersimpan
terus mendesak.
Namun,
jangan tatap wajahku,
dengar saja sabdaku.
beri waktu
sebentar saja
agar kau tahu
agar kau mengerti
cerita tentang hati
warna merah muda
dariku, untukmu
ah, aku...
: malu!
Tolitoli, Februari 2010
No comments:
Post a Comment