February 27, 2010

Tak Ada Judul

Sudah kuaniaya hatiku dengan mencintaimu,
Sesuatu yang tidak pernah ku mengerti.
Rasa yang mati kau hidupkan kembali dengan rindu dan senyum,
Aku terbawa hingga tak pernah melihat dan merasai,
Kalau hati telah perih mengeluhkan cinta ini begitu lamanya
Lihatlah, aku bukan cermin,
Harap yang kau tanam tentang melihat diri lewatku.
Pun rasa yang kau sebut cinta itu penjara ego belaka
Paksa aku, asing di dalammu.
Aku hanya alat yang kau gunakan untuk mengagumi diri.

kau asing di dalamku
tapi lihatlah, seribu tanya masih mengejar waktuku
dan jenuh tenggelam melewati pagarpagar,
gerai daun daun yang jatuh di ujung senja
dan sunyi yang kau bawa ketika hujan tinggal satu satu
betapa lengang cinta kau aruskan padaku
di kegelapan sudut dan malam,
rinduku berdengung bagai nyamuk yang kesepian
Aku cinta kau yang kemarin saat kau belum mengenalku.
Aku cinta kau yang itu bukan yang seperti.
Kemarilah, tanggalkan gincu dan bedak tebal
yang bernama basabasi dalam metafora rindumu
lalu marahlah jika kau ingin.

Tumpahkan saja kecewa di dada.
Semburkan serapahmu biar keluar hitam di hati.
Dan teriakkan hingga tandas caci tangis sesuka waktu yang kau punya.
Aku suka tangis marahmu itu
dan kau tetap cantik karena memang begitu.
Namun jangan kau minta marahku
karena aku sedang tak ingin.



kau cinta aku

ah, tak ada yang bisa kau cintai lagi
setelah berpanjang panjang doa tidak kulekaskan di pagi buta
setelah embun jatuh lalu matahari menguapkannya di bibirku
karena kau, karena kau bukan lagi yang kutunggu di batas malam
bukan yang ku nanti ketika benak kita kosong oleh kata kata
lalu terbuang percuma, serupa remah remah
yang terburai di kaki kaki tak bersepatu
Cintaku bukan cinta jejaka yang baru melihat mentari kemarin sore.
Akulah Arjuna yang telah menancapkan ribu panah cinta di hatimu.
Sudah, usah kau recoki jiwamu dengan remah dusta di ujung malam
saat kabut rindu nanarkan pandang di hati.
Namun cinta tetap ada, yang di situ, di sudut hatmu.

Katakan apa saja padaku
bahkan maki sekalipun jika cinta mengharuskanmu untuk berkata.
Perintahkan segala padaku
walau itu udara yang tengah kuhirup, pun kuserahkan jika cinta mewajibkanmu.
Atas nama cinta sebutkan inginmu maka akan kuberi.
Dan ketahuilah cinta ini hanya untuk cinta yang kebetulan tengah melekat di sosokmu.
tak ada cinta yang tengah melekat
telah terkubur seluruh gemerlap cahaya dilarung ombak
batu batu karang memecahkannya menjadi buih buih
biota samudra membaginya dalam kepingan surga
lalu hinggap dan mati di antara keramba keramba nelayan

sayang,
rembulan menangis di punggung malam
bagai aku ketika menyusuri matamu

bila cinta karam di palung terdalam

kan kukeringkan samudera
ikat kaki dan tangan zeus
tak kulepas sampai ia bicara
dimana cinta tersembunyi

bila cinta apung di angkasa

kan kubangunkan neil amstrong
tiupkan ruhku hingga seluruh
biar ia ceritakan
dimana cinta yang tersia

bila cinta tandas di dasar bumi

biar kuhembuskan nafas terakhir
menyatu aku dengan tanah
menyusup hingga ke inti bumi
temukan cinta yang terpendam

sayang,
ramai buih menulisi punggung pantai
seperti aku saat mematri namamu di hati

ingin kucintai engkau kembali seperti malam yang dicintai bulan
ketika gelap menutup bayangan awan,
seperti bumi merindukan matahari di musim hujan,
namun kian terbenam rindu ini di mataku,
seolah hanya noktah sepi di ujung hari
tiada daya untuk kembali memanggilmu 'sayang'

demi langit malam yang sepi bintang dan penuh gerimis
juga bulan yang mungkin masih kau cumbu,
biar kukatakan sekali lagi,
sungguh sakit aku merindukanmu di sini

dan
sunyi tak pernah memerdekakan hatiku lagi...

pun
sunyi menyeret rinduku ke penjara sepi

meringkuk menanti sadarmu
tentang cinta yang diingkari
tentang kasih yang tersisih
tentang mimpi yang terlupa

datanglah duhai kau kupu kecil pelipur lara
datanglah pada terang di sekitarku
cahaya yang kan selalu menyala
agar kau ingat jalan tuk pulang

sudah, menyerahlah.
sejak pertama saat kau jatuh dipelukku
waktu yang kau jalani setelahnya
tidak akan pernah sama lagi.
________________________________________________
Kolaborasi Kata :

Nona Muchtar (NM)
& Sabdabumi (SB) |Jakarta - Tolitoli |

*gambar : http://gorogorotresno.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment