June 3, 2011

Suatu Siang di Ruang Sidang Yang Mulia [2]

Palu diketuk tiga kali. "Sidang dibuka dan dinyatakan tertutup untuk umum!" tegas Yang Mulia membuka sidang. Petugas pun menutup pintu dan jendela. Pengunjung dipersilahkan keluar. Ada yang bertanya kenapa. "Ini sidang perkara asusila.." jawab penjaga seadanya.

Ruang hijau itu menjadi lengang. Seorang lelaki muda duduk di tengah, tepat di depan Yang Mulia. Nampak pasi wajahnya. Barangkali mulai jenuh setelah mendekam beberapa minggu di tahanan. Dingin jeruji hampir saja merenggut kemanusiaannya.

"Benar, saudara melakukan itu pada Bunga?" cecar Jaksa bertanya.
"Itu semua tidak benar Pak. Saya tidak pernah bersetubuh dengan Bunga. Sumpah demi Allah Pak." jawabnya terbata.
"Saudara sudah dengar kesaksian Bunga kemarin bukan?"
"Dia bohong Pak. Saya tidak akan mengakui apa yang tidak saya lakukan.."
"Lalu apa yang saudara lakukan?"
"Saya mencintai dia Pak. Bahkan lebih dari istri saya sendiri. Saya ingin menikah dengannya. Jika sebab itu saya harus dipenjara, biarlah!"
"Saudara tahu Bunga belum layak untuk dikawin?"
"Perempuan kelas I SMK seperti Bunga di kampung saya sudah banyak yang kawin koq Pak!"

Ruang sidang kembali lengang. Jaksa sibuk memeriksa lembar demi lembar berkas merah di depannya. "Panggil Bunga Masuk!" Ujar Yang Mulia memberi perintah.

"Bunga, pengakuan saudara dibantah oleh terdakwa. Apa tanggapan saudara?"
"Dia bohong Yang Mulia. Saya disetubuhi lima kali olehnya."
"Ingat Bunga, saudara di bawah sumpah.."
"Iya. Yang Mulia, saya ingat.."
"Saudara sudah baca hasil visum et repertum?"
Bunga tersenyum pasi, sekejap hilang kata.
"Saudara mengerti apa kesimpulan dokter pemeriksa?"
Bunga semakin gelagapan.

Hening datang lagi, nampak senyum di wajah terdakwa. Tapi bukan lagi senyum pasi. Lega menggurat tegas di garis wajahnya yang kuyu.

2011
ZAIN AL AHMAD

No comments:

Post a Comment