Aksara waktu berlarian di kepala. Mendesir. Merecik. Bisik-bisik suara sepi. Sunyi. Ngilu. Bisu. Padahal mentari telah bersusah payah merangkai puisi. Menulis syair api di punggung daun jati. Tapi malah membakarnya jadi abu. Berangsur jadi debu. Duh.. embun enggan mendengar rintihnya. Hanya menjelma uap, sebagian lagi terserap tanah. Musnah. Lewat begitu saja, Tanpa sudi menoleh. Hilang. Lekang. Bawa serta bekas jejak yang berserak. Ada jengah di dada. Setapak peluh menjadi keluh. Lepuh. Lunglai rapuh imanku. Yakinku dibonsai pedih. Pilu. Teriris tiram yang tumbuh menjelma karang. Gamang. Remang. Nalar redup. Akal gugup. Mendaki tebing curam. Jatuh di laju arus jeram. Muram. Wajahku wajahmu: suram, renang di genang kelam. Sedang langit cuma diam, saat aku mencarimu di detak nadi sajak pagi ini.
2011
Bait Rindu Lelaki Sepi
ZAIN AL AHMAD
2011
Bait Rindu Lelaki Sepi
ZAIN AL AHMAD
No comments:
Post a Comment