March 18, 2009

Bila Cinta Memanggil

RINDU ini tidak tertahankan lagi, hati merintih melengking menghiba hingga memaksa diri mengais kenangan yang tersisa saat semerbak wewangian surga penggugah harmoni jiwa merekah memenuhi ruang-ruang kenangan yang berhiaskan rangkaian mawar merah lalu serentak menari sendu diiringi rentak rebana penggugah sukma.

Kukemasi selaksa cinta yang kupunya untuk pergi mendaki langit, langit ke tiga tempat dikau berada. Tunggulah aku di sana kubawakan seikat kembang cinta yang terindah untukmu, seindah lembayung senja yang bergelayut manja di kaki langit pertama saat bintang barat menyapa malu.

Ikutlah denganku, naik ke langit ke tujuh, di sana telah kubangunkan untukmu singgana yang dipikul tujuh bidadari surga, lalu biarkan sayap-sayapku merengkuhmu hingga damai meresap sampai ke sum-sum tulang darahmu.

Usah kau risaukan luka yang menganga, karena esok akan tertutup lagi. Teguk saja madu yang telah kutuangkan untukmu, biarkan ia mengalir basahi sekat di dalam leher indahmu. Dan angkatlah pialamu, buang jauh ragu, itu memang untukmu. Bukankah di dasarnya telah terpatri namamu?

@sabdabumi

No comments:

Post a Comment