lorong waktu itu terbuka lagi
kisah purba memanggil, ku enggan menoleh
lirih hati berbisik, aku milik sekarang
bukan esok atau kemarin
usah bongkar yang telah terkubur
beri saja bunga di atasnya
sekedar 'tuk kenang indahnya
kenang dengan senyum terkulum
lihatlah pada api yang membara
membakar habis tak bersisa
menari lincah rentak birama
sisakan jejak duka nestapa
bila kau izinkan,
kan kudinginkan api untukmu
namun tunggulah,
hingga sayap cinta merangkumku
lalu biarkan kuteguk anggur dari piala cinta
walau kutahu manisnya mampu bunuhku
semayamkan tubuhku di altar suci
darahku beku dalam pelukannya
mendekatlah, jangan menjauh
kemarilah, biarkan cinta mendekap
saat hatimu ingkar, berontak menghindar
sungguh kau hindari diri di dalam diri
No comments:
Post a Comment