Lalu apa ini
menyesak serak di dada
mengiris iris jejiwa
: gigil dalam bara
untai aksara menjelma belati
di tepinya ada bekas darah
dari luka yang baru
memercik di lantai
membercak tinggalkan noda.
Apa malam sedang gerimis?
hingga udara begitu lembab
tinggalkan jejak-jejak sembab
pada lisan beku di lafadz kelu
: ngilu.
Suara malam menjadi jerit
bukan lagi noctrune dan serenade
hening tak lagi senyap
sepi-sepi menggurinda
sisakan tanya
tentang apa dan mengapa.
Tapi tanya urung terucap
kerna kenapa tidak harus berujung apa
nimati saja setiap helainya
lalu kita namakan ia
: getir.
Tolitoli - Maret 2011
ZAIN AL AHMAD
: setelah membaca note "Sumbat" oleh : Thera Dewi
No comments:
Post a Comment