di relung kelam dadamu
yang telah lama tak ditengok lagi
teronggok berdebu ringkih tersia
semangatmu menyala
hingga kisruh menggebu
mencari ke segala penjuru
dalam kembara tiada akhir
katamu, mencariKu
kelana langit dan bumi.
Isakmu, panggil namaKu
merambat do'a di ujung malam.
Hei, kau...
Berhenti!
kobarmu membara
kabut pun kau serap buta.
Dinginkan dulu, Kuberi tangguh
hingga biasnya pupuskan temaram
dan kau,
menjadi saksiKu...
: Pasti!
Ini Aku yang bicara,
dengan rupa macam kalam.
Ingatkah kau?
PadaKu...
: Tuhanmu!
Tolitoli, Februari 2010
No comments:
Post a Comment