SEBULAN sudah kau menghirup udara bumi, menggapai langitnya dengan tangan mungilmu sejak tangis pertama yang membahana saat tubuhmu masih berlumuran darah dari rahim bunda. Kini kutuliskan untukmu sabda bumi yang pernah tertuang di kisi jiwa tentang perjalanan seorang lelaki.
Saat ini anakku kau ada di dalam bahtera kami, bunda dan papi. Kau akan berlayar di samudera yang telah kami arungi sejak bersatu dalam cinta. Ketahuilah, kau cahaya di bahtera ini, pelipur lara tiada tara tempat harap dan asa tersemat meramu satu dalam sebutan nama yang kami berikan padamu. Bahtera ini sayang berlayar ke arah matahari tenggelam sampai nanti kau melihat daratan yang kau sukai untuk disinggahi jika tiba masanya kau mengembara.
Dan di tengah pengembaraanmu di lintasanan waktu, akan tiba suatu masa dimana langit menunjukkan padamu keberadaan daratan. Jangan takut, aku akan menemanimu sekedar memperkenalkan rimba yang mewarna-warni di belantaranya. Kita pun akan berjalan menuju arah matahari terbenam, melewati apa saja yang menjadi aral melintang di setapaknya, lembah pun gunung bukan halangan, akan terus berjalan hingga kau menemukan sebuah sungai yang harus kau susur sendiri.
Susuri sungaimu hingga ke samudera. Ingat! Temukan samuderamu sendiri dan tetap berjalan di sisi sungaimu walau bebatuan terkadang melukai telapak kaki. Usah kau berlama-lama di tengah hingga hanyut tak lagi menjejak tanah, tetaplah di tepi menapaki bumi.
Perjalanan itu sayang akan terjal dan berliku sungguh bukan hal yang mudah. Bila kau mulai jenuh, dan hijau hutan di sekitar berhasil menggodamu lalu kau tinggalkan sungai itu, maka mengembaralah sebentar sekedar memenuhi rasa ingin tahumu namun ketahuilah sayang hanya sungai itu yang pasti menghantarkanmu ke samudera yang kau cari. Bangkitlah bila kau jatuh, kembalilah bila kau sesat jangan pernah putus asa. Terus berjalanan ke arah matahari terbenam hingga kau temukan sungaimu lagi.
Kau akan bertemu dengan wanita yang juga tengah menyusuri sungainya. Mungkin sungai kalian berhujung di samudera yang sama atau tidak sama sekali. Namun yakinlah akan ada satu untukmu kerna sungai yang kau susuri itu sungguh mempunyai pasangan yang menuju samudera yang sama dengan yang kau tuju dan ketahuilah pasangan sungaimu itu juga tengah disusuri oleh pasangan jiwamu.
Bila telah kau temui pasangan jiwamu, saling berkasih sayanglah kalian dalam cinta hingga cinta bermerah muda di hatimu hatinya. Hormati dia dengan seluruh harga dirimu dan ajari dia dengan segala yang kau tahu tapi jangan minta dia agar ikut menyusuri sungai yang kau susuri lalu memaksanya untuk meninggalkan sungainya.
Biarkan dia dengan sungainya namun tetaplah mengalir di bawah langit cinta yang sama, menuju samudera yang sama, kerna cinta bukan tentang mempertemukan persamaan namun untuk mempersatukan perbedaan hingga tibalah kalian di samudera yang diperjanjikan.
Bangun bahtera kalian di pantainya lalu berlayarlah ke arah matahari terbenam. Restu kami untukmu semoga kau menjadi lelaki yang pantas menyandang nama lelaki.
@sabdabumi
No comments:
Post a Comment